WELAS ASIH: Anakku yang ke-dua

PALING BERUNTUNG

Aku minta kekayaan agar aku dihormati semua orang,
tetapi Allah memberikan kepadaku kemiskinan, supaya aku
dapat merasakan penderitaan orang lain.

Aku minta kekuatan agar aku dapat menguasai semua orang,
tetapi Allah memberikan kepadaku kelemahan, supaya aku
tetap meyakini kemahakuasaan-Nya.

Aku minta kesehatan agar aku dapat melakukan perkara-perkara yang besar, tetapi Allah memberikan kepadaku sakit, supaya aku bijaksana.

Semua yang aku minta tidak diberikan-Nya kepadaku,
namun sebenarnya apa yang aku rindukan aku dapatkan, seolah tanpa persetujuanku.

Dengan demikian, aku merasa bahwa akulah orang yang paling beruntung di dunia ini.

Nosce te ipsum:
Kenalilah dirimu sendiri.

Nil motabilibus arduum:
Tak ada yang teramat sukar bagi manusia.

Nemo Sine cruce beatus:
Tak ada kebahagiaan tanpa rintangan.

Nec Beneficil Immemor Injuriae:
Lupakan kepedihan, jangan lupakan kebaikan.

Multi sunt vocati, pauci vero electi:
Banyak yang terpanggil, akan tetapi sedikit saja yang terpilih.

Memento mori:
Ingatlah bahwa kamu akan mati pada suatu saat nanti.

Medio tutissimus ibis:
Jalan tengah adalah jalan yang paling aman untuk mencapai tujuan.

Mare ditat flores decorant:
Laut itu kaya dan bunga-bunga itu indah.

Magna vis fidelitatis:
Kesetiaan itu agung.

Abiistis, dulces caricae:
Engkau dapat lenyap seketika; kenikmatan dunia hanyalah sesaat saja.

Absit ut glorier nisi in cruce:
Lebih baik tidak sama sekali daripada mendapat kemuliaan yang cacat.

Ad astra nitamur semper ad optima:
Tujuan hidup adalah mencapai kemuliaan dan memperoleh yang terbaik.

Amicitia praesedium firmissimum:
Persaudaraan adalah perlindungan yang handal.

Aristron matron:
Melakukan sesuatu menurut takarannya adalah cara yang terbaik.

Barba, non facis philosophum:
Bukan jenggot yang menentukan orang berhikmat.

Cum Deo bene faciendo bene faciet:
Jika kita berbuat baik, kebaikan pula yang akan kita terima kelak.

Dum Spiro, spero:
Selama hayat masih dikandung badan, tetap ada pengharapan.

Errare humanium est:
Berbuat kekeliruan adalah sifat manusia.

WELAS ASIH

Minggu, 18 Januari 2009

Anakku yang ke-dua

Tidak ada komentar:

Arsip Blog

Mengenai Saya